Sejarah
Setelah KH. Imam Muttaqien wafat pada tahun 1936M maka Kyai Imam Mursyid Muttaqien sebagai putra almarhum, memprakarsai adanya sistem pembaharuan dengan pola kepemimpinan Pesantren. Setelah beberapa tahap pembicaraan yang mendalam dan mendasar, Kyai Imam Mursyid Muttaqien secara konsepsional membuat metode pengembangan Pesantren dengan suatu sistem kelembagaan yang terorgainisir dalam suatu mekanisme organisasi yang diberi nama “PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN” dan dikukuhkan dalam rapat besar Pesantren di Masjid Jami’ Pesantren Takeran, tepatnya pada tanggal 16 September 1943 M/9 Syawal 1362 H.
Visi
Menjadi anggota masyarakat yang berilmu, beramal, dan bertaqwa.
Misi
1. Memancarkan pendidikan luas tentang Islam
2. Mengeluarkan sebanyak-banyaknya orang yang cakap dan luas serta tinggi kefahamannya tentang agama Islam.
3. Rajin berbakti dan beramal kepada masyarakat berdasarkan taqwa (takut dan tunduk) kepada Allah.
4. Bersemangat Islam dan patriot Islam (Ruhul Islam wal Wathon).
5. Berkemampuan mandiri dan terampil mengurus diri pribadi serta beradaptasi secara dinamis
SILSILAH ILMULLOH PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN
Silsilah Ilmulloh atau Nasab keilmuan merupakan hal yang penting diketahui dalam kehidupan segenap santri yang menimba ilmu di pondok pesantren. Pada hari atau event tertentu para santri yang biasanya dipimpin oleh sang Kyai, Ustadz atau Badal akan memanjatkan doa kepada para Almarhum/Almarhummah Guru dan pendahulu dari sang Kyai serta keluarga Dhalem hingga beberapa generasi di atasnya. Selain itu mengetahui Silsilah Ilmulloh bisa dikatakan sebagai bentuk untuk mempertanggung jawabkan keabsahan ilmu yang akan disebarkan sehingga jelas sumbernya dari Nabi Muhammad SAW.
Berikut Merupakan Silsillah Ilmulloh Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) :
1. Nabi Muhammad SAW (571-634 M)
2. Imam Ali bin Abi Tholib Karomallohu Wajhah (634-661 M)
3. Imam Hasan Ibnu Ali bin Abi Thalib (661-670 M)
4. Zaenal Abidin (670-718 M)
5. Imam Muhammad Al Baqir (718-727 M)
6. Imam Ja’far Shodiq (737-771 M)
7. Sulthon Arifin (771-804 M)
8. Abu Yazid Sulthon Al Busthomi (804-875 M)
9. Syaikh Muhammad Maghribi (875-974 M)
10. Syaikh Arif Yazid Asyiq (974-1074 M)
11. Qodbi Mudhfar Maulana Romzi Tuqsi (1074-1132 M)
12. Abu Hasan Haromain (1132-1176 M)
13. Syaikh Hadatali Mawari Nahar (1176-1249 M)
14. Sayid Muhammad Asyiq (1249-1301 M)
15. Muhammad Arif (1301-1376 M)
16. Abdullah Syathoriyyah (1376-1428 M)
17. Imam Qod Syathori (1428-1464 M)
18. Muhammad Ghouts (1464-1562 M)
19. Wadjulloh Sayid (1562-1580 M)
20. Shibghotulloh Ibnu Ruhulloh (1580-1606 M)
21. Mawahib Abdulloh Ahmad Hijaz Madinah (1606-1620 M)
22. Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Hijaz Madinah (1620-1695 M)
23. Syaikh Abdur Ro’uf Singkiliy Aceh (1692-1695 M)
24. Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya (1695-1718 M)
25. Kyai Imam Bagus (1718-1726 M)
26. Kyai Mas Bagus Muhyi (1726-1735 M)
27. Kyai Mursyadah Surakarta (1735-1820 M)
28. Kyai Mustahal Menadi Pacitan (1820-1827 M)
29. Kyai Ahmad Menadi Pacitan (1827-1836 M)
30. K.H. Abdurrohman Tegalrejo Takeran Magetan (1836-1854 M)
31. Nyai Hardjo Besari Tegalrejo Takeran (1854-1876 M)
32. Kyai Hasan Ulama’ bin Pangeran Cokrokertopati (1876-1919 M)
33. K.H. Imam Muttaqien bin Kyai Hasan Ulama’ (1919-1936 M)
34. Hadrotu Syaikh Kyai Imam Mursyid Muttaqien bin K.H Imam Muttaqien
Takeran Magetan adalah Ketua besar / Ro’is Akbar “PSM” Pusat Takeran Kab. Magetan (1936-1948 M) 35. Syaikh Kyai Muh. Chusnun Malibary, Ketua/Ro’is “PSM” Cabang “DAL” Tanjunganom Nganjuk (1948-1979 M) 36. Amanat/Wasiat Alm. Kyai Muh. Chusnun Malibary selaku pribadi/perorangan dan selalu pengurus “PSM” (Pesantren Sabilil Muttaqien) Cabang “DAL” Tanjunganom tgl. 18 Juni 1960, dan tgl. 15 September 1963 serta tgl. 3 Februari 1970.